Sabtu, 29 November 2008

MOTIVASI GURU untuk SISWA

Strategi Guru Memotivasi Siswa lewat Pertanyaan

By:A. Rochman, S.Pd. (Pengawas Sekolah/Madrasah Dinas Pendidikan Prov. Lampung)

HASIL supervisi kelas di beberapa sekolah menyimpulkan interaksi lisan (verbal interaction) dalam proses pembelajaran umumnya didominasi guru.

Bila kita merujuk Permen Diknas RI Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dikembangkan dengan model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada standar proses, melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis.

Dengan pendekatan ini, secara umum guru dituntut dapat menggunakan teknik bertanya secermat mungkin agar mampu merangsang aktivitas siswa.

Penelitian dalam dunia pendidikan memberikan indikator bahwa pertanyaan guru berperan penting dalam pembelajaran. Disadari atau tidak, setiap guru yang mengajukan pertanyaan tentu bertujuan meningkatkan proses pembelajaran dan mengevaluasi pemahaman siswa.

Pertanyaan untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan tujuan-tujuan khusus, di antaranya memotivasi siswa, memberikan tantangan, membangkitkan interaksi sesama siswa, memusatkan perhatian siswa, membimbing siswa, mengulang/meninjau kembali materi pelajaran, menghubungkan keadaan sehari-hari dengan situasi belajar dan menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki siswa ke dalam situasi baru.

Sedangkan pertanyaan untuk mengevaluasi pemahaman siswa dengan tujuan-tujuan khusus, di antaranya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengevaluasi, mendiagnosis siswa, dan mengundang siswa untuk bertanya.

Dari beberapa tujuan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, sudah selayaknya guru wajib merancang kalimat-kalimat pertanyaan serta mengembangkannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampunya.

Satu hal yang tidak kalah penting dalam mengajukan pertanyaan adalah guru harus berusaha melibatkan semua siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan disarankan agar pertanyaan guru selalu diajukan kepada seluruh kelas bukannya pada perseorangan.

Setelah pertanyaan diajukan, kemudian diam sejenak (waktu tunggu 5 detik) selanjutnya guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Teknik ini bertujuan menjaga semua siswa selalu on task.

Guru juga dapat menyebut langsung nama seorang siswa sebelum mengajukan pertanyaan bila ada maksud tertentu, misalnya, memperingatkan siswa yang kurang perhatian dan keluar dari jalur diskusi.

Hindarkan "pertanyaan tertutup" yang merangsang siswa-siswa menjawab dengan serempak. Jawaban serempak dapat menurunkan kadar disiplin atau sopan santun kelas. Hindarkan timbulnya "target student", yaitu beberapa siswa yang mendominasi diskusi kelas.

Para guru cenderung menganggap kelas mendapat keuntungan dari "target student", padahal mereka merupakan sumber informasi bagi siswa-siswi lain yang pasif.

Menanggapi Jawaban Siswa

Tidak kalah pentingnya teknik seorang guru menanggapi jawaban siswa. Ada empat kemungkinan jawaban siswa, yaitu benar, salah total, sebagian benar dan tidak ada jawaban sama sekali. Untuk jawaban benar, guru dapat menanggapi dengan pujian, misalnya "bagus, itu jawaban tepat", dsb.

Atau dengan bahasa isyarat misalnya dengan anggukan, tepukan punggung, kedipan mata, dsb. Tanggapan guru terhadap jawaban benar mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai umpan balik kepada siswa bahwa jawabannya benar (penguatan/reinforcement) dan memperlihatkan kebolehan siswa sehingga mendorong keterlibatan siswa lebih lanjut.

Apabila jawaban tidak benar sebaiknya ditanggapi secara diplomatis dengan mengarahkan kembali jalan pikiran siswa untuk mencari jawaban yang benar. Sebagai contoh "Itu pemikiran bagus Dani, tetapi bukan itu yang ibu maksud" atau "Pertanyaan ibu mungkin membingungkan, sekarang saya tanyakan lagi seperti ini". Hati-hati dalam memberikan tanggapan negatif, jangan sampai berakibat "komunikasi buntu" antara guru dan siswa.

Untuk sebagian siswa yang agak lamban akan sangat membantu bila Anda mengatakan, "Nanti ibu akan kembali bertanya padamu". Hal ini akan memberi mereka waktu untuk memikirkan jawaban yang benar dan menyelamatkannya dari rasa malu terhadap kawan-kawannya.

Terkadang jawaban seorang siswa tidak relevan, ini mungkin karena ia tidak memperhatikan atau mungkin malah tidak memahami pelajaran Anda. Guru hendaknya menunjuk siswa lain untuk menjawab dengan sedikit humor. "Oh itu jawaban yang luar biasa, sayang bukan untuk pelajaran ini, mungkin ibu kurang jelas mengatakannya, coba ibu ulangi lagi pertanyaannya dengan kalimat yang sedikit berbeda."

Tanggapan yang menyinggung perasaan serta merendahkan siswa harus dihindari, misalnya, kata-kata kasar. Umumnya siswa tidak dapat menerima, kecuali merasa terluka dan disakiti. Hukuman atau teguran, seperti "tulis jawaban benar seratus kali". Anggapan negatif terhadap suatu mata pelajaran dapat merusak minat siswa pada mata pelajaran tersebut. Serangan pribadi, misalnya, bodoh benar kamu ini. Hal ini dapat mengakibatkan siswa cenderung untuk berfungsi seperti yang disetel gurunya.

Tanpa tanggapan sama sekali. Bila guru tidak menanggapi jawaban siswa, bukan saja tidak sopan, melainkan hal ini memberikan konotasi negatif. Di samping itu, siswa yang bersangkutan merasa andilnya dalam diskusi tidak berharga.

Nah, apabila sebagian jawaban siswa benar, guru dianjurkan menangani jawaban siswa yang tidak lengkap dengan satu cara berikut; benarkan dan beri pujian untuk bagian yang benar, misalnya, "Saya setuju dengan bagian pertama jawabanmu, tetapi....". Tanggapan guru seperti ini memberi siswa perasaan positif dan andilnya dalam diskusi diperhitungkan.

Coba mendapatkan bagian yang salah dari jawaban siswa, misal, "Sri, jawabanmu hampir benar, bagus sekali, mungkin kamu dapat memperbaiki sedikit bagian kedua jawabanmu, sehingga seratus persen benar."

Sedangkan, bagi siswa yang tidak menjawab sama sekali, guru dianjurkan mengambil sikap sebagai berikut. Ganti kalimat pertanyaan guru dalam bentuk yang lebih sederhana atau uraikan pertanyaan anda menjadi beberapa pertanyaan. Bila kedua pilihan tersebut tidak berhasil, Anda sebaiknya memberi inspirasi dengan cerita atau menyuruh siswa membuka buku/LKS sebelumnya, kemudian kembali lagi pada pelajaran semula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar