Jalan Basuki Rahmat 23 Telp. (0721)-488843 Bandar Lampung
This blog consists of:
information, education, health, technology, sports, general articles etc.
information, education, health, technology, sports, general articles etc.
Senin, 26 Juli 2010
Ujian Nasional
Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan sinergi hasil ujian nasional dengan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri.
"Mungkin mulai tahun depan ujian nasional menjadi proporsi dari seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso di Pontianak, Minggu (25-7).
Menurut dia, keduanya nanti dipertimbangkan menjadi ukuran untuk masuk ke perguruan tinggi negeri.
Ia menambahkan tidak ada perbedaan antara hasil ujian nasional siswa di Jawa dan luar Jawa. "Ujian berlaku nasional," kata mantan Rektor Institut Teknologi Bandung itu.
Djoko Santoso mengatakan ujian nasional merupakan nilai pencapaian anak di tingkat sekolah. Sedangkan seleksi untuk menilai kemampuan siswa menyelesaikan sekolah.
Selama ini, kata dia, siswa asal Kalimantan Barat juga dapat mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri di Jawa atau daerah lain di seluruh Indonesia.
Ia melanjutkan Ditjen Pendidikan Tinggi juga tengah menyiapkan pendidikan karakter dalam sistem perkuliahan. "Sekarang mulai dirumuskan," kata dia.
Sebelumnya, pengamat pendidikan Darmaningtyas di Jakarta, beberapa waktu lalu, menyatakan keprihatinannya atas potret pendidikan di negeri ini yang bukan mencerdaskan, melainkan mencemaskan. Buktinya, ujian nasional masih dianggap penentu hasil belajar.
"Pemerintah perlu meninjau ulang pelaksanaan ujian nasional karena tidak relevan," kata Darmaningtyas.
Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh juga mengakui penurunan kelulusan ujian nasional SMA sebesar 4% dibandingkan tahun lalu. Ia berharap siswa tidak menyerah dan bersiap mengikuti ujian nasional ulangan untuk tingkat SMA dan SMP.
Hal yang sama diutarakan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Hadi Supeno, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, pelaksanaan UN diminta dihentikan pada 2011 nanti. Alasannya, UN berdampak cukup serius bagi para siswa mulai dari gangguan psikologis, mental, bahkan bunuh diri.
Empat kali diselenggarakan, UN terus menuai kontroversi. Apalagi tingkat kelulusan UN tahun ini menurun dibanding tahun silam.
Meski ada ujian pengulangan, stigma negatif bagi mereka yang gagal menjadi beban berat sebagian siswa. (ANT/S-1)
sumber berita:PONTIANAK (Lampost), 26 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar