Rabu, 05 Agustus 2009

Wasit FORKI

KARATE: Gagal Tampil, Wasit-Juri Lampung Kecewa

Sejumlah wasit juri FORKI Lampung kecewa atas kinerja Koordinator Perwasitan Pengprov FORKI Lampung Rita Sagala. Pasalnya, dari 30 peserta asal Lampung pada penataran wasit juri FORKI se-Indonesia yang digelar Selasa--Rabu (28--29 Juli) di Gedung PKK Lampung, tidak seorang pun yang lulus.

"Saya kecewa terhadap keputusan Pengurus Besar (PB) FORKI Pusat karena tidak seorang pun wasit juri FORKI Lampung yang lulus dalam penataran itu. Kami sebagai peserta asal Lampung pun mempertanyakan kinerja koordinator Perwasitan FORKI Lampung," ujar sumber Lampung Post®MDBU¯, yang enggan disebutkan jati dirinya, Senin (3-8).

Sumber itu mempertanyakan alasan peserta wasit juri FORKI Lampung tidak seorang pun yang lulus seleksi, padahal Lampung menjadi tuan rumah penataran wasit juri FORKI se-Indonesia dengan peserta 200 orang. Sebab, baik nilai teori maupun praktek para wasit juri FORKI Lampung cukup bagus.

"Semestinya, DPB FORKI Pusat minimal memberikan penghargaan kepada tuan rumah yang telah berupaya mengakomodasi kejuaraan karate Piala Menteri Dalam Negeri (Mendagri) XIII dan Piala Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) II. Kenyataannya, tuan rumah seolah-olah tidak dihargai. Keputusan PB FORKI Lampung jelas tidak fair karena ada indikasi KKN. Sebab, ada peserta dari luar Lampung yang bisa lulus penataran tidak sesuai dengan keahliannya. Hal ini diduga adanya hubungan antara peserta tersebut dan wasit juri PB FORKI," ujar sumber itu.

Sementara itu, Koordinator Perwasitan FORKI Lampung Rita Sagala, yang dikonfirmasi Lampung Post, kemarin (4-8), sangat menyayangkan sikap wasit juri FORKI Lampung tersebut yang terlalu cepat patah arang setelah dinyatakan tidak lulus pada penataran wasit juri Piala Mendagri XIII dan Piala Mendiknas II, 29 Juli lalu.

Menurut dia, seharusnya mereka dapat membuktikan kemampuan pada tes partisipasi yang merupakan tes praktek langsung terjun ke arena pertandingan.

Sebab, menurut Rita, dewan wasit juga memberikan kesempatan luas bagi wasit juri yang memiliki tekad kuat menunjukkan kemampuan pada tes partispasi. "Coba buktikan dipraktek dulu, jangan langsung kecewa. Sebab, pasti ada kebijakan tertentu dari PB FORKI."

Rita mengaku telah memberitahukan perihal tes praktek sebagai partisipasi. Dia yakin seluruh peserta penataran paham dan mengerti mengenai hal itu sehingga kejuaraan karate bergengsi di Tanah Air itu di GOR Saburai yang berakhir Minggu (2-8) malam berjalan lancar.

Rita sebenarnya sangat mengharapkan wasit dan juri Lampung dapat memimpin kompetisi itu. Namun tentunya dalam suatu penataran pasti terdapat yang lulus dan tidak. Semua itu berdasar pada prosedur penilaian yang ada. n CK-3/CR-3/O-2

sumber berita: KALIANDA (Lampost): 5 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar